Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Inspiratif Emas dan Tanah, Motivasi Hidup

Perlu kita ketahui bahwa tuhan menciptakan kita bukan tanpa alasan, tuhan menciptakan kita dengan perangnya masing-masing, kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan, tugas kita janganlah terlalu fokus dengan kekurangannya tetapi fokuslah dengan kelebihannya.

Disaat kita bisa memanfaatkan kelebihan kita maka kita akan menjadi orang yang lebih berguna untuk orang lain, begitu adalah hakikat hidup yang semestinya. Dan pada postingan kali ini saya akan berbagi sedikit kisah Inspiratif tentang kisah sebongkah emas dan tanah yang dapat kita ambil hikmahnya dalam kehidupan kita semua. Kisah ini hanyalah cerita fiktif tetapi banyak kebijaksanaan dan pelajaran yang dapat kita ambil.


Kisah Tanah Dan Emas

Emas dan tanah

Kisah ini dimulai dengan perbincangan antara dua makhluk yang sangat berbeda jauh dari segi penampilannya yaitu emas dan tanah.Emas berkata kepada tanah.

Emas : Hai tanah, coba lihat dirimu yang suram dan lemah Apakah engkau memiliki cahaya yang mengkilat seperti aku, yang menyilaukan semua mata yang memandangku, apakah engkau berharga seperti aku? Kata emas dengan Sombongnya, dia memandang rendah tanah yang suram dan dekil, tanah menggelengkan kepala dan menjawab.

Tanah : Hai emas, aku memang tidak secemerlang dan memukau seperti dirimu tetapi ketahuilah aku bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan tanaman yang menjadi makanan makhluk lainnya, seperti hewan dan manusia. Lihatlah orang-orang itu selalu menapakan kakinya kepadaku, lihatlah orang-orang itu yang menaruhkan harapannya kepadaku. Dengan menanamkan biji-bijian kepadaku dengan harapan bisa memetik buah darinya, bahkan hidup dan mati mereka membutuhkan aku, aku dibutuhkan dan bermanfaat bagi banyak orang, bagaimana dengan engkau, apakah engkau memberi manfaat dalam kilauanmu? Mereka hanya mengagumimu tetapi tidak berharap apa-apa darimu.

Dengan penuh kepercayaan diri, akhirnya si tanah membalas hinaan si mas. Emas pun hanya bisa terdiam dan tak bisa berkata lagi.

Itulah tadi percakapan yang singkat tetapi penuh makna, dalam hidup ini banyak orang yang berkarakter seperti emas, berharga, penuh kegelapan, tetapi tidak bermanfaat bagi sesama. Mereka hanya muncul sebagai bahan dekorasi dan pelengkap hiasan dinding semata, yang jika kilauannya sudah memudar maka dia kurang berharga.

Sukses dalam karir, rezeki lancar, harta melimpah, dan rupawan dalam paras. Tetapi dia enggan membantu apalagi peduli sesama orang lain adalah bagian dari gaya hidupnya, kemana-mana naik mobil mewah, rumah megah bertingkat, harta berlimpah, tetapi sesama tetangga tak saling kenal.

Tetapi ada juga yang seperti tanah, posisi dalam masyarakat biasa saja, hidup bersahaja dalam kesederhanaan namun ringan tangan, siap membantu siapapun, kapanpun, di mana pun. Tidak pernah memungut biaya dan meminta balasan atas kebaikan yang dilakukannya, baginya balasan hanya datang dari tuhan sehingga dia tidak butuh balas budi dari manusia, maka kehidupan yang fana ini bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita seperti si emas, tetapi seberapa besar manfaatnya kita bagi orang lain seperti si tanah. "Percuma jika kita hidup di dunia ini hanya untuk sekedar hidup saja".

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang barulah kita benar-benar bernilai seperti halnya tanah, yang meskipun terlihat kotor dan kumuh tetapi didalamnya hidup organisme dan di atasnya bisa tumbuh beragam macam tumbuhan dan memberi ruang bagi manusia dan mahluk lainnya untuk berpijak, apalah gunanya kesuksesan apabila itu tidak memberikan manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.

Apalah arti kemakmuran apa bila kita tidak berbagi dengan yang membutuhkan, apalah arti kepintaran apa bila kita tidak memberi inspirasi disekelilingnya, Apalah arti paras yang cantik dan menawan jika Hanya Untuk diumbar semata. Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan Ada juga saatnya kita menerima, jika bisa memberi lakukanlah karena tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah.