Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Raijin dan Fujin, Dewa Petir dan Dewa Angin, Mitologi Jepang

RAIJIN & FUJIN

Mereka berdua adalah dua Dewa bersaudara, Raijin pengendali petir dan Fujin pengendali angin. Sejarahnya negara Jepang dipenuhi dengan bencana angin topan dan badai yang dahsyat yang menyebabkan kerusakan yang mengerikan dan diduga dibalik bencana alam tersebut Dewa Raijin dan Fujin yang menjadi pelakunya. Akibatnya mereka berdua ditakuti dan dihormati oleh masyarakat Jepang dan memang di Mitologi Jepang itu tidak ada garis pemisah antara yang jahat dengan yang baik, dewa-dewi di mitologi Jepang itu baik-baik sebenarnya hanya saja mereka punya sifat jahat dan mereka kadang nakal, contohnya Raijin Dan Fujin.


Raijin

Raijin dan Fujin mitologi jepang

Kita bahas Raijin dulu. Dewa Raijin juga dikenal dengan nama Kaminari-sama dan Raiden-sama Dewa Raijin ini adalah dewa petir di Jepang, orang-orang dewasa sering menyuruh anak-anak untuk menutupi pusar mereka saat badai datang karena ditakutkan nanti Dewa Raijin ini akan memakan pusar mereka. Dewa Raijin suka makan pusar manusia, dikatakan juga siapapun yang lahan pertaniannya tersambar petir mereka akan mendapatkan hasil panen yang lumayan. Makanya petani-petani di sana menyembah dan berdoa kepada dewa Raijin agar Dewa Raijin menyambarkan petirnya ke lahan pertanian mereka.

Untuk penggambarannya Dewa reijin memiliki tampilan seperti iblis, walaupun Sebenarnya dia adalah dewa dengan ekspresi yang marah seperti sedang kesal, ekspresi yang garang dan agresif warnanya pun merah dia juga digambarkan hanya memiliki tiga jari di masing-masing tangannya yang mana 3 Jari itu mewakili masa depan, masa kini dan masa lalu. Raijin juga dikelilingi oleh Drum Taiko yang ada simbol Tomoenya, kalau kalian pernah nonton serial anime Naruto kalian Mungkin lebih kenal dengan nama Sharingan, Nah itu adalah simbol Tomoe. Reijin juga memegang palu di tangannya dan kalau dia memainkan drumnya akan tercipta suara guntur.

Ada cerita tentang seorang manusia yang bernama "Shokuro" dan untuk mendapatkan perhatian dari "Toru" seorang Hakim Shokuro berjanji akan menangkap Dewa Raijin. Shokuro sudah merencanakan sesuatu untuk menangkap Dewa petir tersebut, di mana rencananya ini bikin umpan sebuah pusar karena Dewa Raijin suka pusar dan kalau nanti Dewa Raijin kena umpannya Shokuro akan menangkapnya.

Yang bikin Shokuro bingung adalah gimana cara mendapatkan pusar manusia, untungnya dia bertemu dengan seorang gadis yang bernama "O Chiyo" di tengah-tengah hutan, sokuro membunuh gadis itu kemudian memotong dan mengambil pusarnya lalu membuang mayat gadis itu di sebuah Parit.

Setelah Raijin memakan pusar tersebut, Raijin melihat seorang wanita di Parit dan dia terpesona oleh kecantikannya, reijin kemudian mengambil kembali pusar yang ada di mulutnya kemudian mengembalikannya ke wanita tersebut dan sekaligus dihidupkan kembali wanita itu, mereka pun hidup bersama dan mereka berdua akhirnya menikah.

Beberapa hari kemudian Shokuro masih dalam perburuan Dewa petir, dia masih mencari-cari Dewa Raijin dan Shokuro berhasil menangkap O Chiyo, (Wanita kemarin yang pusarnya jadi umpan). O Chiyo teringat Kalau pria inilah yang sudah membunuhnya Dewa Raijin jadi sangat marah dan mereka pun bertarung, tetapi endingnya mereka berdamai.

Ada cerita lagi yang berkaitan dengan dewa rejin yaitu cerita "Sugaru". Jadi suatu ketika sang Kaisar bersiap untuk pergi dari istananya dan badai petir pun tiba-tiba menyambar, sang Kaisar memerintahkan Sugaru untuk menangkap Dewa Raijin, Sugaru Pergi mengejar Raijin dan mereka pun akhirnya bertemu di puncak gunung. Sugaru awalnya meminta baik-baik kepada Raijin untuk berhenti merusak alam dengan petirnya tetapi Raijin malah menertawakannya, Sugaru pun berdoa kepada Dewi "Kannon". Dewi Kannon adalah adaptasi dari Dewi "Guanyin", Setelah Sugaru berdoa kepada Dewi Kannon.

Singkat cerita Dewa Raijin pun tertangkap. Sugaru mengikatnya dan membawanya kepada sang Kaisar, Dewa rejin pun mau tidak mau dia berhenti membuat kerusakan. 


Fujin

Raijin dan Fujin mitologi jepang

"Fujin", kadang juga dipanggil "Futen" dia adalah dewa angin sama seperti saudaranya Raijin, Dewa Fujin ini memiliki penggambaran berwarna hijau, jarinya ada 4 di masing-masing tangannya yang mewakili 4 arah mata angin, Dewa Fujin juga membawa kantung besar di pundaknya yang berisi angin dan dia bisa mengeluarkan angin dari kantungnya tersebut, karena anginnya itu rambut fujin ini digambarkan berantakan

Dewa fujin ditakuti karena dia sering membuat angin topan yang membuat kerusakan yang fatal, cuman ada peristiwa yang membuatnya dihormati karena dia sudah menyelamatkan Jepang sebanyak 2 kali, pada tahun 1274 dan 1281. Ceritanya pada saat itu Bangsa Mongol ingin menguasai Jepang namun percobaan mereka gagal karena angin paling besar yang melenyapkan armada mereka dan itu terjadi dua kali. Orang-orang Jepang percaya kalau angin topan tersebut berasal dari dewa Fujin dan dari situlah Dewa Fujin dihormati.

Inspirasi penggambaran fujin ini juga berasal dari Mitologi Yunani yaitu Dewa Boreas. Kenapa inspirasinya itu jauh banget dari Yunani ke Jepang ? Karena orang-orang Yunani yang melancong atau yang berpergian tidak langsung ke Jepang melainkan ke China dulu. Di china ada Dewa Angin yang bernama Feng Bo Feng Po Kemudian dari Feng Bo inilah penggambaran Raijin. Jadi Raijin itu secara tidak langsung adaptasi dari Boreas.