Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah samurai Awal Dan Akhir Dari Samurai jepang

Samurai atau "Bushi" adalah sebuah tingkatan dari militer Jepang yang sudah dikenal bahkan sebelum abad ke-10 M dan terus bertahan sampai abad ke-19 M, Samurai merupakan prajurit elit yang sudah sangat terlatih menggunakan senjata seperti busur dan pedang, samurai juga menjadi komponen yang penting dari sebuah kekuatan militer Jepang pada abad pertengahan dan sejak abad ke-17 M saat Jepang ada di zaman Edo yang damai dan sepi dari peperangan Samurai tidak lagi menjadi kekuatan utama dalam sistem militer, lalu Samurai seringkali berubah menjadi seorang guru dan penasihat moral yang penting di dalam masyarakat dan Berikut ini adalah sejarah Samurai selengkapnya.

Sejarah samurai

Sejarah Samurai

Samurai muncul di Jepang Setelah reformasi Taika pada tahun 646 masehi reformasi ini memaksa banyak petani kecil untuk menjual tanah mereka dan setelah dijual mereka harus menyewa tanah kepada tuan tanah untuk bertani, seiring waktu berjalan beberapa tuan tanah mulai membentuk kekuasaan dan mengumpulkan kekayaan kemudian mereka menciptakan sistem Feodal yang mirip dengan sistem di Eropa pada abad pertengahan, untuk bisa mempertahankan kekayaan mereka penguasa Feodal Jepang menyewa Seorang Prajurit. Prajurit ini kemudian disebut dengan Samurai atau "Bushi" beberapa Samurai adalah kerabat dari pemilik tanah sementara yang lain hanyalah prajurit sewaan.

Prinsip Samurai adalah menjaga kesetiaan kepada Tuhan sekaligus keluarganya seorang Samurai dipekerjakan oleh tuan tanah atau Daimyo, mereka bertugas untuk mempertahankan wilayah, melawan musuh dan bertempur dengan suku atau Bandit yang menjadi musuh tuanya, Untuk alasan ini para Samurai biasa tinggal di barak prajurit, kastil atau bisa juga di rumah pribadi mereka sendiri.

Pada sekitar tahun 900-an Kaisar Era Heia melemah dan mulai kehilangan kendali atas pedesaan Jepang dan akhirnya negara itu lumpuh oleh pemberontakan. Lalu kekuasaan Kaisar itupun segera meredup di seluruh negeri dan para pemimpin militer segera mengisi kekosongan kekuasaan di daerah-daerah, setelah bertahun-tahun bertempur para Samurai mulai membentuk sebuah sistem pemerintahan yang dikenal dengan Shogun atau "Keshogunan" di awal tahun 1100-an, para pejuang tersebut memiliki kekuatan militer dan politik di sebagian besar Jepang.

Pada tahun 1156 kekaisaran yang sudah melemah itu menjadi tambah melemah ketika Kaisar Toba meninggal karena kedua putranya Sutoku dan Go- Shirakawa saling bertempur untuk mendapatkan Tahta, perang saudara ini dikenal sebagai pemberontakan Hogen dan pada akhirnya kedua putra kaisar itu sama-sama hancur dan ke kaisaran pun telah kehilangan semua kekuatan yang tersisa. Selama perang saudara Klan Samurai Minamoto dan Taira bertempur satu sama lain selama pemberontakan Heiji tahun 1160 dan hasilnya klan Taira lah yang berhasil meraih kemenangan.

Setelah itu klan Taira mendirikan pemerintahan pertama yang dipimpin oleh seorang Samurai dan musuhnya, Klan Minamoto dibuang dari ibu kota Kyoto sebagai hukumannya, Pada masa ini para Samurai adalah seorang pemanah yang biasa bertarung dengan berjalan kaki atau menunggang kuda dengan membawa busur yang sangat panjang atau disebut dengan Yumi, mereka juga biasa menggunakan pedang.

Mungkin tidak terima dengan kekalahan klan Minamoto dan klan Taira bertempur sekali lagi dalam perang Genpai ditahun 1180 sampai 1185, perang ini berakhir dengan kemenangan klan Minamoto, kemudian pemimpin mereka Minamoto No Yoritomo mendirikan Keshogunan Kamakura, dengan kekuasaannya tersebut klan Minamoto berhasil menguasai sebagian besar Jepang hingga tahun 1333. Selama periode kamakura ini pedang menjadi senjata yang sangat penting bagi seorang Samurai bahkan kehormatan seorang pria dikatakan berada pada pedangnya.

Lalu pada tahun 1268 ancaman dari luar pun muncul Kubilai Khan penguasa Mongol dari dinasti Yuan di China menuntut upeti dari Jepang, namun Keshogunan Kamakura menolak dan itu menyebabkan pasukan Mongol menyerbu tanah Jepang, tapi keberuntungan ada di pihak Jepang dua kali invasi Mongol dihadang oleh angin topan dan sebagian besar pasukan Mongol hancur oleh badai tersebut. Setelah invasi Mongol ini Samurai mulai lebih banyak menggunakan pedang Naginata dan tombak, meskipun mendapat bantuan yang luar biasa dari alam serangan Mongol itu masih merugikan Keshogunan kamakura karena pihak kamakura kekurangan dana untuk memberi imbalan kepada para pemimpin Samurai yang sudah bersatu untuk melawan Mongol.

Masalah ini akhirnya melemahkan Keshogunan kamakura, kemudian terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Ashikaga Takauji, dan pada tahun 1836 berdirilah Keshogunan Ashikaga yang menegaskan kembali kekuasaan Samurai, meskipun Keshogunan baru ini lebih lemah daripada Keshogunan kamakura namun para Daimyo di daerah mengembangkan kekuatan yang cukup besar dan turut andil pada kesuksesan Shogun.

Tapi pada tahun 1460 para Daimyo telah mengabaikan perintah dari Shogun dan malah mendukung penerus Tahta kekaisaran yang berbeda, ketika Shogun Ashikaga Yushimasa mengundurkan diri perselisihan antara pendukung adik laki-lakinya dan putranya memicu pertempuran yang sengit diantara para Daimyo. Dan pada tahun 1467 pertikaian ini berlanjut menjadi perang Onin yang berlangsung selama satu dekade dan perang ini pun menjadi awal dari periode negara berperang atau zaman Sengoku di Jepang.

Antara tahun 1467 sampai 1573 berbagai Daimyo telah memimpin klan mereka untuk memperluas pengaruhnya di Jepang dan hampir semua provinsi dilanda pertempuran tersebut, kemudian zaman Sengoku hampir berakhir pada tahun 1568 ketika Oda Nobunaga berhasil mengalahkan tiga Daimyo yang kuat lalu ia berangkat ke Kyoto untuk menempatkan Shogun pilihannya yaitu Ashikaga Yoshiaki, lalu Nobunaga menghabiskan 14 tahun berikutnya untuk menaklukkan Daimyo saingannya yang lain dan memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh para biksu Buddha.

Sayangnya pada tahun 1582 Nobunaga dibunuh oleh salah satu jenderalnya sendiri yakni Akechi Mitshuhide, setelah kematian Nobunaga jendralnya yang lain Toyotomi Hideyoshi mewarisi kekuasaan Oda Nobunaga setelah berhasil membunuh Akechi Mitshuhide lalu ia menyelesaikan penyatuan Jepang dan memerintah sebagai Kampaku, kemudian ia menginvasi Korea pada tahun 1592.

Pada tahun 1600 Tokugawa Ieyasu telah berhasil menaklukkan Daimyo di wilayah Edo yang suatu hari nanti akan menjadi Tokyo, kemudian zaman Sengoku akhirnya berakhir ketika Putra Ieyasu, Tokigawa Hidetada diangkat menjadi Shogun pada tahun 1605 dan dimulailah zaman Edo yang membawa kedamaian di Jepang selama 250 tahun kedepan, Lalu Keshogunan Tokugawa yang kuat telah mampu menjinakkan para Samurai dan memaksa mereka untuk seutuhnya mengabdi kepada Tuhannya, saat itu para Samurai tidak lagi diizinkan menjadi petani dan Samurai sekaligus tapi mereka harus memilih salah satu dari profesi tersebut, Aturan ini dibuat agar para samurai menjadi lebih bergantung dan lebih loyal kepada Tuhannya.

Seorang Samurai juga harus mempelajari seni beladiri yang mana ada 18 Jenis ilmu beladiri di zaman Edo, tapi keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang Samurai adalah teknik menunggang kuda, memanah dan ilmu pedang, di masa Ini senjata utama samurai bukan lagi sebuah busur tapi sebilah pedang, karena pedang lebih cocok dengan prinsip Samurai yang harus berhadapan dengan lawannya secara langsung saat bertarung.

Lalu ada juga yang namanya Bushido atau Shido yang berarti Jalan Prajurit yang prinsip utamanya adalah menjaga kehormatan dan tidak takut akan kematian, prinsip ini disusun oleh Yamago Soko yang pada saat itu Samurai tidak lagi aktif secara militer tetapi lebih berfungsi sebagai penasihat moral. Para Samurai juga memiliki kebiasaan buruk, kebiasaan itu disebut dengan Tsujigiri yang mana mereka bebas menebas leher orang walau di persimpangan jalan tanpa dikenai hukuman, karena memang para Samurai saat itu dibebaskan oleh Keshogunan Tokugawa untuk membunuh siapa saja yang tidak menghormatinya dengan catatan kedudukan orang itu harus lebih rendah dari Samurai tersebut.

Seppuku samurai

Para Samurai kelas atas diharuskan bertarung sampai tetes darah penghabisan, bahkan mereka rela membunuh diri sendiri untuk menghindari penangkapan atau untuk menjaga kehormatannya, tradisi ini dikenal dengan sebutan Seppuku atau Harakiri yang mana mereka merobek perutnya sendiri. Kenapa di perut? karena mereka meyakini bahwa perut adalah tempat roh bersemayam, di samping Samurai yang melakukan Seppuku biasanya ada seorang Kaishakunin atau orang yang bersiap untuk membantu memenggal kepala Samurai tersebut dan para pengikutnya diharapkan melakukan Junshi atau ikut melakukan Seppuku karena mereka telah kehilangan tuannya.

Pada pertengahan abad ke-19 stabilitas rezim Tokugawa dirongrong oleh berbagai faktor seperti keresahan petani akibat maraknya kelaparan dan kemiskinan ditambah dengan serangan orang Barat ke Jepang terutama saat kedatangan Komodor Matthew C. Perry dari Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1853 dalam misi untuk membuat jepang membuka pintunya bagi perdagangan internasional.

Kemudian pada tahun 1858 Jepang menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat lalu diikuti oleh Rusia, Inggris, Perancis dan Belanda. Keputusan membuka negara untuk perdagangan dan investasi barat ini menimbulkan perlawanan terhadap kegunaan termasuk banyak Samurai yang mulai menyerukan pemberontakan, kemudian klan Choshu dan klan Satsuma menggabungkan kekuatan untuk menggulingkan Keshogunan Tokugawa dan mengumumkan pemulihan ke kaisaran untuk Kaisar Meiji pada tahun 1868, peristiwa ini dikenal sebagai Restorasi Meiji

Kemudian Kaisar Meiji membubarkan Samurai, mengurangi kekuatan Daimyo dan mengubah nama ibukota dari Edo menjadi Tokyo, lalu pemerintahan baru itu membuat tentara wajib militer pada tahun 1873, beberapa perwira diambil dari Barisan Mantan Samurai dan pada tahun 1877 para mantan Samurai ini memberontak melawan Meiji dalam pemberontakan Satsuma, tetapi mereka kemudian kalah dalam pertempuran Shiroyama dan hal itu pun mengakhiri era Samurai.